(en) 17 November 2009 - 15:27 WIB
Kurniawan Tri Yunanto
VHRmedia, Jakarta – Kantor Imigrasi Provinsi Banten menutup akses bantuan bagi pencari suaka asal Sri Lanka yang ditahan di atas kapal kayu di Pelabuhan Indah Kiat, Cilegon. Akibatnya, puluhan pencari suaka mulai terserang berbagai penyakit.
Rafi, salah seorang pencari suaka, mengatakan, kawasan Pelabuhan Indah Kiat kini dijaga personel TNI Angkatan Laut. Wartawan yang akan meliput kondisi para pencari suaka dilarang masuk.
“Tidak jelas maksudnya. Media sampai saat ini tidak bisa melakukan liputan. Pengungsi mulai menderita diare, karena beberapa hari ini turun hujan,” kata Rafi ketika dihubungi lewat telepon, Selasa (17/11).
Menurut Rafi, UNHCR belum dizinkan mengunjungi para pencari suaka. International Organization for Migration (IOM) juga mulai mengurangi jumlah bantuan. “Tidak ada organisasi lain lagi yang masuk.”
Joko Sumatri, anggota Solidaritas Masyarakat Sipil untuk Pencari Suaka dan Pengungsi, mengatakan akses mengunjungi para pencari suaka ditutup setelah Komnas HAM datang di lokasi beberapa minggu lalu. “Minggu kemarin kami ke sana untuk memberi bantuan sisir, cermin, dan sim card sesuai permintaan, tapi tidak boleh masuk.”
Hujan yang turun selama beberapa hari terakhir membuat kondisi kesehatan para pencari suaka semakin buruk. Kapal kayu yang memuat 255 orang pencari suaka hanya memiliki 1 toilet.
Para pencari suaka mulai panik ketika IOM berhenti memberikan bantuan pengobatan. Salah seorang pencari suaka yang sakit terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Krakatau Steel, di bawah pengawalan personel TNI Angkatan Laut.
Pada 10 Oktober lalu TNI Angkatan Laut menahan kapal kayu yang ditumpangi 255 pencari suaka asal Sri Lanka. Mereka adalah pengungsi konflik bersenjata di Sri Lanka yang berniat mencari suaka politik ke Australia.
Pemerintah Indonesia menangkap dan menahan mereka karena terikat perjanjian dengan Australia mengenai penanganan pencari suaka. Indonesia diminta menahan seluruh pengungsi yang akan memasuki perairan Australia, dengan imbalan bantuan ekonomi dan keuangan. (E1)
Foto: Solidaritas Masyarakat Sipil untuk Pencari Suaka dan Pengungsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar